Pages

28 November, 2014

Relative Pronouns


      Relative Pronouns            
A relative pronoun is a pronoun that introduces an adjective clause. In English, the relative pronouns are:
§  That
§  Which
§  Who
§  Whom
§  Whose
A relative pronoun is used to start a description for a noun. (This description is called an adjective clause or a relative clause.) The description comes after the noun to:
(1) Identify it.
For example:
Ø  The lady who made your dress is waiting outside.
(The noun is the lady. The relative pronoun is who. The adjective clause identifying the lady is shaded.)
Ø  I saw the dog which ate the cake.
(The noun being identified is the dog.)
Ø  We did not know the tune that had been playing..
(The noun being identified is the tune.)
(2) Tell us more information about it.
For example:
v  Mrs.Miggins, who owns a pie shop, is waiting outside.
(The noun is Mrs.Miggins. The adjective clause tells us some information about her.)
v  I rode my bike, which now had two flat tyres, back home.
(The noun is my bike. The adjective clause tells us some information about it.)


Relative Pronouns (for People and Things)
Your choice of relative pronoun is determined by whether it refers to a person or a thing. Your choices are: Who and whom refer to people.
 Which refers to things. 
That and whose refer to people or things.

Note: Be aware that a fair proportion of your readers will not like you using that for people. It is good advice to avoid using that for people, especially in formal writing.
References:http://www.grammar-monster.com/glossary/relative_pronouns.html

Compound Sentence

Compound Sentence

A compound sentence refers to a sentence made up of two independent clauses (or complete sentences) connected to one another with a coordinating conjunction. Coordinating conjunctions are easy to remember if you think of the words "FAN BOYS":
v  For
v  And
v  Nor
v  But
v  Or
v  Yet
v  So
Examples of compound sentences include the following:
Ø  Joe waited for the train, but the train was late.
Ø  I looked for Mary and Samantha at the bus station, but they arrived at the station before noon and left on the bus before I arrived.
Ø  Mary and Samantha arrived at the bus station before noon, and they left on the bus before I arrived.
Ø  Mary and Samantha left on the bus before I arrived, so I did not see them at the bus station.

Tips: If you rely heavily on compound sentences in an essay, you should consider revising some of them into complex sentences (explained below).Coordinating conjunctions are useful for connecting sentences, but compound sentences often are overused. While coordinating conjunctions can indicate some type of relationship between the two independent clauses in the sentence, they sometimes do not indicate much of a relationship. The word "and," for example, only adds one independent clause to another, without indicating how the two parts of a sentence are logically related. Too many compound sentences that use "and" can weaken writing. Clearer and more specific relationships can be established through the use of complex sentence

References: http://www2.ivcc.edu/rambo/eng1001/sentences.htm



Gap-Fill Exercise

Tugu Yogyakarta
Gap-Fill Exercise



Descriptive Text

Descriptive text
Descriptive text is a text which say what a person or a thing is like. Its purpose is to describeand reveal a particular person, place, or thing.
The Generic Structure of Descriptive Text
 Descriptive text has structure as below:
v  Identification; identifying the phenomenon to be described.
v  Description; describing the phenomenon in parts, qualities, or/and characteristics.
The Language Feature of Descriptive Text
Ø  Using attributive and identifying process.
Ø  Using adjective and classifiers in nominal group.
Ø  Using simple present tense                          


14 Mei, 2014

     Mother Teresa

The love race along from a woman, her name is mother Teresa. Like a candle-light in the darkness, her light and love are always radiates until now. Her love felt to everyone without discriminate the ethnic, religion, social acceptability, age and gender.
Mother Teresa is a big noise who cares about the pauper. She is through her social mission in the various countries. At the beginning of her dedication, she has built a school on December 21st, 1948 in the slum. Because she doesn’t have fund, she founded an open-school. She has taught the importance of healthy life. She has taught the children for reading and writing. Besides, with her medical knowledge, she gave medical help for the children who getting ill in her house.more
Then, she is founded a “Mission of Charity” foundation. The foundation is dedicated for helping the pauper and needy. However, they never received a payoff as the price of their dedication.
Mother Teresa’s dedication is infinite. Starting from India, she is extended her dedication until all over the world. She also visited to Ethiopia for helping people who become famish victims, radiation victims in Chernobyl, and earthquake victims in Armenian.
She is also showed her cares in the various countries, such as, Venezuela, Ceylon, Tanzania, Roma, and Australia. Moreover, she is pioneer who has built house for AIDS people and keeps them in repair.
Mother Teresa is founder of the first rehabilitation center for AIDS people in New York. And then, some social house in San Francisco and Atlanta. Because her effort, she got Medal of Freedom.
Because her honesty, she got much admire on humanism, for example, Nehru prize in 1972 and Templeton prize from Edinburgh in 1973. In 1979, she got three awards that is john xxIII international prize for peace and Good Samaritan di Boston, dan Noble of Freedom.
There are 3 good characteristics of Mother Teresa
1. Cares and loves to others, especially the pauper.
2. Never give up, although people distrust and jeer to her, but she is consistent for continue her humanism mission.
3. Helping other people with selfless, without wishing payoff. Moreover, at the beginning of her buffetings, she has built a school without grant from other people. She never wishes commendation or prize that she got. She just knows that she must share to others.
“Stop to life individualism; let us begin to become part of others.”

07 Mei, 2014

Kekayaan Kota Jambi


Jambi adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di pesisir timur di bagian tengah Pulau Sumatera. Provinsi Jambi secara geografis terletak antara 0,45° Lintang Utara, 2,45° Lintang Selatan dan antara 101,10°-104,55° Bujur Timur. Di sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau, sebelah Timur dengan Selat Berhala, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah Barat dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Bengkulu. Kondisi geografis yang cukup strategis di antara kota-kota lain di provinsi sekitarnya membuat peran provinsi ini cukup penting terlebih lagi dengan dukungan sumber daya alam yang melimpah. Kebutuhan industri dan masyarakat di kota-kota sekelilingnya didukung suplai bahan baku dan bahan kebutuhan dari provinsi ini.
Luas Provinsi Jambi 53.435 km2 dengan jumlah penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2010 berjumlah 3.088.618 jiwa (Data BPS hasil sensus 2010) . Jumlah penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2006 berjumlah 2.683.289 jiwa (Data SUPAS Proyeksi dari BPS Provinsi Jambi. Jumlah Penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2005 sebesar 2.657.536 (data SUSENAS) atau dengan tingkat kepadatan 50,22 jiwa/km2. Tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 0,96% dengan PDRB per kapita Rp9.523.752,00 (Angka sementara dari BPS Provinsi jambi. Untuk tahun 2005, PDRB per kapita sebesar Rp8.462.353). Sedangkan sebanyak 46,88% dari jumlah tenaga kerja Provinsi Jambi bekerja pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan; 21,58% pada sektor perdagangan dan 12,58% pada sektor jasa. Dengan kondisi ketenagakerjaan yang sebagian besar masyarakat di provinsi ini sangat tergantung pada hasil pertanian,perkebunan sehingga menjadikan upaya pemerintah daerah maupun pusat untuk mensejahterakan masyarakat adalah melalui pengembangan sektor pertanian.
Masyarakat Jambi merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari masyarakat asli Jambi, yakni Suku Melayu yang menjadi mayoritas di Provinsi Jambi. Selain itu juga ada Suku Kerinci di daerah Kerinci dan sekitarnya yang berbahasa dan berbudaya mirip Minangkabau. Secara sejarah dan budaya merupakan bagian dari varian Rumpun Minangkabau. Juga ada suku-suku asli pedalaman yang masih primitif yakni Suku Kubu dan Suku Anak Dalam. Adat dan budaya mereka dekat dengan budaya Minangkabau. Selain itu juga ada pendatang yang berasal dari Minang Kabau, Batak, Jawa, Sunda, Cina, India dan lain-lain. Sebagian besar masyarakat Jambi memeluk agama Islam, yaitu sebesar 90%, sedangkan sisanya merupakan pemeluk agama Kristen, Budha, Hindu dan Konghuchu.
Provinsi Jambi terdiri dari 9 (sembilan) Kabupaten dan 2 (Dua) Kota Madya, yaitu :
1.   Kabupaten Bungoibukotanya Muara Bungo
2.   Kabupaten Tebo ibukotanya Muaro Tebo
3.   Kabupaten Merangin ibukotanya Bangko
4.   Kabupaten Sarolangun ibukotanya Sarolangun
5.   Kabupaten Kerinci ibukotanya Siulak
6.   Kabupaten Batanghari ibukotanya Muara Bulian
7.   Kabupaten Muaro Jambi ibukotanya Sengeti
8.   Kabupaten Tanjung Jabung Barat ibukotanya Kuala Tungkal
9.   Kabupaten Tanjung Jabung Timur ibukotanya Muara Sabak
10. Kota Madya Jambi
11. Kota Madya Sungai Penuh

Tingkat kesejahteraan penduduk yang tercermin melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tercatat sebesar 71,2 (data BPS tahun 2005). Sedangkan angka pengangguran Provinsi Jambi sebesar 92.772 atau setara dengan 7,8% penduduk Provinsi Jambi (data SAKERNAS bulan Februari).Provinsi Jambi termasuk dalam kawasan segitiga pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapore (IMS-GT). Jarak tempuh Jambi ke Singapura jalur laut melalui Batam dengan menggunakan kapal cepat (jet-foil) ± 5 jam.
Dengan kondisi suhu udara berkisar antara 23 °C sampai dengan 31 °C dan luas wilayah 53,435 km2 di antaranya sekitar 60% lahan merupakan kawasan perkebunan dan kehutanan yang menjadikan kawasan ini merupakan salah satu penghasil produk perkebunan dan kehutanan utama di wilayah Sumatera. Kelapa sawit dan Karet menjadi tanaman perkebunan primadona dengan luas lahan perkebunan kelapa sawit mencapai 400.168 hektar serta karet mencapai 595.473 hektar. Sementara itu, nilai produksi kelapa sawit sebesari 898,24 ribu ton pertahun. Hasil perkebunan lainnya adalah karet, dengan jumlah produksi 240,146 ribu ton per tahun, kelapa dalam (virgin coconut) 119,34 ribu ton per tahun, casiavera 69,65 ribu ton per tahun, serta teh 5,6 ribu ton per tahun. Sementara produksi sektor pertanian yang dihasilkan oleh kawasan bagian barat Provinsi Jambi yaitu beras kerinci, kentang, kol/kubis, tomat dan kedele.
Potensi kekayaan alam di Provinsi Jambi adalah minyak bumi, gas bumi, batubara dan timah putih. Jumlah potensi minyak bumi Provinsi Jambi mencapai 1.270,96 juta m3 dan gas 3.572,44 milyar m3. Daerah cadangan minyak bumi utama di struktur Kenali Asam, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Batanghari dengan jumlah cadangan minyak 408,99 juta barrel. Sedangkan cadangan gas bumi utama di Struktur Muara Bulian, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Muaro Jambi dengan jumlah cadangan 2.185,73 milyar m3.
Potensi Ekonomi:
1. Minyak Bumi: Cadangan minyak bumi Provinsi Jambi sebesar 1.270,96 juta m3. Cadangan minyak bumi antara lain terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, struktur Kenali Asam, Kecamatan Jambi Luar Kota dan Kabupaten Batanghari.
2. Gas Bumi: Cadangan gas bumi Provinsi Jambi sebesar 3.572,44 milyar m3. Cadangan tersebut sebagian besar terdapat di Struktur Muara Bulian, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Muara Jambi dengan jumlah cadangan 2.185,73 milyar m3.
3. Batu Bara: Cadangan batubara Provinsi Jambi sebesar 18 juta ton, yang merupakan batubara kelas kalori sedang yang cocok digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. Cadangan terbesar dijumpai di Kabupaten Muara Bungo.
4. Perkebunan: Komoditas perkebunan yang sangat dominan adalah Karet dan Kelapa Sawit. Hal ini didukung dengan program Pemerintah Derah Provinsi Jambi yaitu “Pengembangan Kelapa Sawit Sejuta Hektar” serta “Replanting Karet”. Selain itu, casiavera juga banyak dibudidayakan terutama di daerah Kerinci.

 sourches:http://ronalsaputraa.blogspot.com/2013/10/kekayaan-provinsi-jambi.html

23 April, 2014

Sejarah Hari Kartini








Artikel ini ditulis bertepatan dengan Hari Kartini yang diperingati setiap tahun pada tanggal 21 April.
Raden Adjeng Kartini adalah salah satu tokoh pahlawan wanita Indonesia yang lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879. Kartini atau yang juga sering dikenal dengan R.A. Kartini merupakan seorang pelopor kebangkitan kaum wanita di Indonesia, khususnya kaum pribumi.

 Biografi Kartini

Kartini lahir dari keluarga kaya raya, merupakan putri dari bangsawan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang  juga menjabat sebagai seorang bupati di Jepara pada masa itu. Ibu Kartini bernama M.A. Ngasirah yang bukan merupakan istri utama dari R.M Adipati Ario Sosroningrat. Ayah Kartini pada awalnya bekerja sebagai seorang wedana di Mayong yang (pada masa itu) masih harus menuruti undang – undang kolonial Belanda berupa adanya peraturan pernikahan antara bupati dengan bangsawan.
R.A. Kartini adalah anak kelima dari sebelas bersaudara kandung dan tiri, juga merupakan anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV menjabat sebagai bupati pada usia yang muda, yaitu 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono merupakan seorang yang pandai dalam sastra bahasa. Kartini kecil menuntut ilmu di ELS (Europese Lagere School), sebuah sekolah yang didirikan oleh kolonial Belanda pada masa itu. Ditempat inilah R.A Kartini mempelajari bahasa Belanda. Namun Kartini hanya bersekolah hingga usia 12 tahun, karena pada masa itu, seorang perempuan harus tinggal dirumah setelah menginjak usia yang memungkinkan untuk dipingit.
Karena kemampuan Kartini dalam berbahasa Belanda, Kartini melanjutkan pelajarannya dirumah dengan banyak membaca surat kabar De Locomotief yang beredar harian di Semarang pada masa itu. Selain surat kabar, Kartini juga gemar membaca majalah  kebudayaan, ilmu pengetahuan, majalah wanita yang diterbitkan dalam edisi Belanda. Dari kegemarannya membaca, Kartini mulai mencoba untuk menulis. Ide tulisannya seringkali dikirimkan ke media surat kabar untuk dimuat, salah satunya ke harian De Hollandsche Lelie. Kartini pun mulai memiliki sahabat pena. Ia seringkali menulis surat kepada sahabat surat-menyuratnya yang ada di Belanda, seperti Rosa Abendanon yang banyak memberi dukungan dan masukan kepadanya.
Beberapa buku yang memiliki isi yang cukup ‘berat’ yang dibaca oleh Kartini antara lain Max Havelaar, Surat-Surat Cinta karya Multatuli, De Stille Kraacht, Die Waffen, dll. Kartini juga gemar membaca buku – buku sosial, politik, roman, wanita, dan pengetahuan dari penulis – penulis terkenal pada masa itu seperti, Louis Coperus, Van Eeden, Augusta de Witt, Goekoop de-Jong, Van Beek, Berta Von Suttner, dll.
Dari kebiasaan membaca dan tukar pikiran dengan wanita – wanita barat, Kartini mulai tertarik dengan pola pikir wanita eropa pada saat itu. Membandingkan dengan wanita pribumi pada saat itu, strata wanita pribumi masih tergolong sangat rendah dan jauh dibandingkan dengan wanita eropa.
Hal inilah yang mendorong R.A Kartini untuk memajukan status wanita pribumi. Keinginannya tidak semata hanya memajukan strata atau derajat wanita pada masa itu, namun juga yang berhubungan dengan masalah sosial. Perhatiannya adalah memperjuangkan hak wanita agar memiliki kebebasan, otonom juga perlakuan hukum yang sama dalam masyarakat.
R.A Kartini menikah dengan K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, seorang bupati Rembang yang pernah menikah 3x, pada tanggal 12 November 1903 pada usia ke-24. Oleh karena cita – citanya, suaminya memberi kebebasan kepada Kartini untuk melaksanakan fokus dan tujuannya semula.
Setelah itu, Kartini mulai merealisasikan mimpinya untuk memajukan wanita dengan mendirikan sekolah wanita yang terletak di sebelah timur pintu gerbang kantor bupati Rembang (kini menjadi Gedung Pramuka).
R.A. Kartini melahirkan anak pertama dan terakhirnya, RM Soesalit Djojoadhiningrat pada tanggal 13 September 1904. Kartini meninggal beberapa hari kemudian pada tanggal 17 September 1904 pada usia yang sangat muda, yaitu 25 tahun dan dikebumikan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
Perjuangan Kartini tidak berhenti sampai disana, karena Yayasan Sekolah Kartini mulai didirikan dibanyak tempat, seperti di Semarang pada tahun 1912, diikuti di Surabaya, Cirebon, Yogyakarta, Madiun, Malang dan wilayah lainnya yang tersebar di Nusantara. Adapun tokoh yang turut membantu pembangunan sekolah Kartini tersebut adalah seorang tokoh olitik etis Belanda yang bernama Van Deventer.

Hari Kartini & Sejarahnya (21 April)

Hari Kartini pertama kali diresmikan sebagai salah satu hari nasional oleh Presiden pertama RI, Soekarno Hatta berdasarkan Kepres RI no.108, tanggal 2 Mei 1964 serta menetapkan R.A Kartini sebagai salah satu pahlawan wanita di Indonesia. Hari Kartini ditetapkan pada tanggal 21 April sesuai dengan hari kelahiran Kartini.
Kebesaran nama Kartini dan cita-citanya diabadikan menjadi nama jalan yang bukan saja terdapat di Indonesia, tetapi juga di negara Belanda dengan nama R.A Kartinistraat, seperti di Ultretch, Venlo, Amsterdam Zuidoost, Bilmer (ditulis dengan lengkap jl. Raden Ajeng Kartini), Haarlem. Nama Kartini juga dijadikan sebagai nama jalan di Jakarta Pusat.
Beberapa Buku Karangan R.A Kartini
  • Habis Gelap Terbitlah Terang (1922)
Merupakan kumpulan surat R.A Kartini selama berkoresponden dengan sahabat penanya di Belanda. Diterbitkan kembali dalam format baru pada tahun 1938 yang diterjemahkan oleh Armijn Pane. Buku ini berisi 87 surat yang ditulis R.A Kartini yang disusun sedemikian rupa.
Beberapa buku berikut juga merupakan buah pemikiran R.A Kartini yang dikumpulkan dari surat – surat Kartini kepada teman koresponden nya di Belanda maupun ide pikirannya di surat kabar. Sebagian besar merupakan kompilasi yang dibukukan kembali oleh penulis sastra dan pengarang.